BOOK REVIEW
"The only reason I’m not ordinary is that no one else sees me that way"
Judul : Wonder
Penulis : Raquel Jaramillo Palacio
Penerbit : Alfred A. Knopf
Terbit : 14 Februari 2012
Genre : Children
Penulis : Raquel Jaramillo Palacio
Penerbit : Alfred A. Knopf
Terbit : 14 Februari 2012
Genre : Children
Wonder adalah
salah satu buku sekuel karya Palacio yang sukses diangkat menjadi film pada
tahun 2017. To be fair, aku sudah membaca bukunya terlebih dahulu
sebelum menonton film yang dibintangi oleh Jacob Trembley, Owen Wilson,
dan Julia Roberts ini. Dan harus aku bilang, I love both of the movie
and book.
Everyone born of God overcometh the world
August
Pullman adalah seorang anak kecil berusia 10 tahun yang lahir dengan
Mandibulofacial Dysostosis, sebuah penyakit langka menyebabkan wajahnya
cacat. Meskipun telah menjalani berbagai operasi plastik untuk
memperbaiki wajahnya pun, tetap saja ia terlihat berbeda. Auggie
yang selama ini homeschool harus terpaksa melanjutkan belajarnya di
sekolah formal, Beecher Pep. Satu hal yang sangat diinginkan Auggie, yaitu teman.
Di
sekolah barunya itulah Auggie berusaha untuk beradaptasi dan mulai
menjalin persahabatan dengan teman-temannya. Namun tidak semudah
membalikan telapak tangan, ia sering kali menjadi korban bully dan
cemoohan.
When given the choice between being right or being kind, choose kind
Why I read this book?
Buku ini ditulis dengan point of view beberapa tokoh yang kisahnya seakan mengitari Auggie, dari sini pembaca pun dapat belajar untuk melihat permasalahan bukan hanya dari satu sisi cerita namun dari segala pandangan yang ada. Auggie is the sun and the rest of the characters are just planets floating around orbiting him.
Tema cerita yang disuguhkan oleh Palacio pun mencerminkan kenyataan pahit bagaimana seseorang berjuang dalam menghadapi bullying dan bagaimana orang-orang mengabaikannya. Buku ini memiliki pesan yang sangat kuat tentang kebaikan, cinta, dan dukungan terhadap satu sama lain, dalam hal ini seseorang yang menjadi korban bully karena penampilannya.
Wonder, pensaran bukan? Judul ini menunjukan bagaimana jika orang lain atau bahkan kita sendiri mengalami hal tersebut, bertanya-tanya apakah jika kita 'berdiri di sepatunya' kita dapat menjadi sekuat orang - orang seperti Auggie? Let me remind you this, tidak ada yang lebih baik atau bahkan lebih buruk dari siapapun. So treat people with kindness, always.
RATE 4/5
Komentar
Posting Komentar